Latar Belakang Masalah
Keadaan
zaman yang terus berubah merupakan masalah yang tidak dapat dihindari oleh
segenap makhluk. Masalah-masalah tersebut membutuhkan penye-lesaian yang sehat
dari berbagai pihak, terutama oleh manusia yang beragama dan berakal. Melalui
dua potensi tersebut, manusia diharapkan mampu menanggapi segala persoalan
secara bijak. Kebijakan tersebut baik terhadap masalah dalam kehidupan
beragama, sosial, politik, maupun ekonomi. Adapun bijak atau tidak-nya solusi yang
diberikan sangatlah tergantung pada seberapa besar pemahaman terhadap agama
yang diyakininya.
Berkaitan
dengan masalah yang muncul dalam kehidupan beragama, maka telah banyak pula
perspektif yang bermunculan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Perspektif
yang berbeda ini ternyata tidak terlepas daripada metode dan konsep keilmuan
yang digunakan. Secara garis besar, metode dan konsep tersebut merujuk pada
kemampuan akal, hati, dan pengalaman inderawi. Namun demikian, ketika bersesuai
dengan pedoman agama, maka tidak dapat terpungkiri bahwa setiap metode tersebut
memiliki kekurangan dan keterbatasan. Akibatnya, kebe-radaan konsep agama
senantiasa dijadikan sebagai rujukan utama dalam menyelesaikan segala
persoalan.
Berdasarkan
kekurangmampuannya didalam menyelesaikan masalah yang sampai pada taraf
tertentu, maka dilakukan lah pengkajian secara radikal, integral, sistematis,
dan konprehensif terhadap agama. Hal ini bertujuan agar terperolehnya kepahaman
yang utuh terhadap agama dan terselesainya segala masalah yang ada secara baik
dan benar. Akibat dari pengkajian ini maka terumuslah konsep epistimologi agama
secara sempurna antara potensi yang telah dianugerahkan Tuhan didalam diri
manusia dengan petunjuk yang ada di dalam pedoman keagamaan itu sendiri.
Meskipun
telah begitu jelasnya ranah keilmuan yang berlaku, tetap saja ada masalah baru
yang menghalangi keberadaan dan keberlangsungan didalam-nya. Apa saja
masalah-masalah tersebut dan hal apa saja yang melatarbelakangi-nya, sehingga
seolah-olah tidak akan ada yang namanya kebenaran yang hakiki. Berikut inilah
persoalan tersebut akan penulis bahas secara lebih lanjut berdasarkan
sumber-sumber yang berkaitan.